Mencoba Daihatsu Terios R Adventure di Indonesia

Seperti saudara satu basisnya, Toyota Rush, Daihatsu Terios sampai kini belum mengalami pergantian model. Ubahan terakhir hanya sebatas facelift dan Daihatsu yakin langkah ini sudah cukup untuk menjadikan Terios pusat perhatian.

Perubahan terasa pen­ting karena di kelas ini berco­kol petarung-petarung andal seperti Toyota Rush, Nissan Juke, Renault Duster dan sang rookie Honda HR-V. Artinya, Daihatsu ber­harap ubahan minor itu mampu membuat Terios ung­gul atau setidaknya bertahan di pergulatan panas ini.

Setelah sempat merasakan First Drive-nya, kali ini Auto Bild melakukan pengetesan lengkap. Sempat terpercik pesimisme karena dengan mesin dan girboks serupa generasi sebelumnya membuat impresi berkendara sama saja. Bahkan cenderung membosankan. Namun ternyata hasil penelusuran kami menyatakan sebaliknya.

Unit yang kami tes ini bertipe R Adventure MT. R Adventure merupakan varian termewah namun ini bukan yang termahal karena masih ada R Adven­ture AT bertransmisi otomatis yang terpaut Rp 13,9 juta lebih mahal.

Bermesin 4-silinder 1.495 cc, Terios memiliki tenaga maksimal 109 dk dan torsi 145 Nm. Terhitung cukupan untuk SUV berkapasitas 7 penumpang.

Saat dijalankan, layout posisi kemudi dan dasbor yang rendah membuat visibilitas terasa luas. Cukup membantu meraih posisi duduk ideal karena tidak ada fasilitas reach dan rake di setirnya.

Rasa elegan sangat kental terasa. Tak lain berkat warna interior yang gelap. Tambahan lagi, busa jok yang empuk berdampak positif pada kenyamanan semua penumpang. Sampai di titik ini impresi yang dihadirkan Terios baru sudah lebih baik.

Sementara legroom tidaklah istimewa, bangku baris kedua dapat dilipat dengan langkah mudah jika sewaktu-waktu Anda membutuhkan ruang ekstra untuk barang.

Bantingan suspensi ma­sih sama seperti sebe­lumnya. Tidak keras, namun juga tidak empuk. Set suspensi sekompromi ini membuat pengendalian Terios tidak istimewa. Muncul gejala labil jika ia dipakai bermanuver pada kecepatan tinggi.

Tapi enaknya, saat melindas lubang atau permukaan tanah yang tak rata, ia masih andal menjaga kenyamanan. Alias cocok dengan tagline-nya sebagai ‘Sahabat Petualang’.

Terios butuh 12,2 detik untuk sprint 0-100 km/jam. Figur itu terhitung wajar untuk mobil seukuran ini. Perpindahan gigi yang halus dan ringan membuat ia menyenangkan ditambah lagi pedal kopling yang terhitung enteng.

Rasio final gear Terios mencapai 5,571:1. Perbandingan sekasar itu bertujuan agar ia tetap perkasa kala mengangkut penuh 7 penumpang. Dan memang begitu adanya.

Namun langkah ini bukannya tanpa konsekuensi. Di kecepatan tinggi ia se­perti berteriak karena kehabisan gigi meski nafas mesin masih panjang. Di 100 km/jam saja mesinnya sudah berputar hingga 3.900 rpm. Tak pelak, konsumsi BBM di kecepatan tinggi pun terkorbankan dengan rute tol hanya 12,1 km/l.

Apresiasi datang dari headunit-nya. GPS navigasi sangat mudah digunakan dengan tampilan yang enak dilihat dan touchscreen sensitif. DVD player pun hadir untuk memberi impresi hiburan untuk penumpang.

Impresi lain adalah fungsi teleponi di headunit. Via koneksi Bluetooth, Anda akan tersambung sehingga aktivitas teleponi berlangsung handsfree, selain lebih nyaman juga lebih aman.

Tapi ada satu catatan yang masih menghantui Terios hingga kini. Muncul suara dengung di kabin saat mobil berjalan di kecepatan sedang-tinggi. Sayup-sayup memang, tapi bagi yang bertelinga sensitif cukup mengganggu kenyamanan.